Tuesday, July 7, 2009

Jangan pernah tertidur untuk memahami kehidupan

Kawan, untuk dapat menikmati kehidupan hal terpenting yang perlu kita lakukan dalah SEDAR. Inti dari semua kegiatan yang kita lakukan adalah sedar. Tanpa kesedaran hidup ini tidak akan pernah bermakna. Namun pada kenyataanya, banyak dari kita yang hidup dalam keadaan “tertidur”. Sebagian dari kita lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, mengurus anak, belajar dan akhirnya meninggal dalam keadaan “tertidur”.

Kita seringkali hidup seperti terhipnotis. Kita tahu dimana kita belajar, kitapun paham dimana kita menyimpan harta benda kita, pun kita tahu betul berapa nombor pin tempat kita menyimpan harta kita tersebut, demikian juga anda tahu bahwa ada orang lain yang meminta harta kita tersebut, dan andapun tahu pada saat itu anda menyerahkannya, namun celakanya kita tidak sedar dengan itu semua.

Banyak dari kita hidup bagaikan robot, hidup tanpa jiwa, kita bergerak tanpa kita sadari. Semua tindakan kita telah dikendalikan oleh orang lain, oleh jabatan, wang, harta benda, kedudukan, dan lainnya sehingga mata batin kita buta karenannya.

Menyedari sangat berbeza dengan mengetahui. Kita tahu bahawa merokok itu berbahaya bagi kesihatan kita, namun tiap hari kita tidak pernah berhenti merokok. Kita sedar bahwa korupsi itu berdosa, namun kita tidak pernah meninggalkannya. Kita tahu bahwa suap itu haram tapi kita masih juga melakukannya. Kita seringkali tidak tahan terhadap berbagai godaan yang ada di depan kita. Itulah bukti bahwa kita tahu akan tetapi kita tidak sedar. Kita laksana jasad hidup tanpa norma dan jiwa, kita laksana robot yang jalan hanya dengan dikendalikan oleh nafsu kita.

Kematian mungkin satu-satunya hentakan terpesar yang dapat menyedarkan kita. Cuba kita banyangkan seandainya kita sedang khusyuk melihat pertunjukan musik dari musisi terkenal. Disaat pertunjukan akan mencapai puncaknya, tiba-tiba elektrik terputus. Kemudian pengacara mengumumkan “Saudara-saudara karena elektrik terpadam maka pertujukan ini dibubarkan, sila pulang kerumah masing-masing”. Walau bagaimanapun kerasnya protes kita, pengacara hanya mempertegas bahwa “Perutunjukan sudah selesai, elektrik tidak akan pernah hidup lagi”. Disaat itulah kita sedar alangkah perlunya elektrik tersebut bagi sebuah pertunjukan. Demikan halnya kita, disaat kita sedang menikmati masa kejayaan kita, jika ajal sudah mengunjungi kita, kita tidak dapat mengelak lagi, dan kehidupan dunia tidak akan pernah singgah kepada kita lagi.

Hidup seringkali menipu kita. Kita seringkali dikaburkan oleh gemerlapnya keindahan dunia padahal kita masih memiliki tujuan yang lebih tinggi lagi iaitu kehidupan setelah kematian. Untuk dapat bangun kita harus memiliki tiga hal yaitu 1) Siapa diri kita, 2) Darimana diri kita berasal dan 3) Kemana kita akan pergi setelah kita tidak lagi tinggal di bumi ini.

Kawan kita mungkin perlu untuk mengalami kejadian-kejadian yang pahit untuk menyedarkan kita. Namun, masih ada cara yang lebih mudah dan murah untuk membuat kita sadar. Belajarlah mendengar dan mempelajari pengalaman-pengalaman orang lain. Bukalah mata hati kita untuk mendengarkan, melihat dan memperhatikan pengalaman-pengalaman orang lain. Sayangnya, banyak dari kita mendengarkan, belajar, dan mengamati bukan untuk menyedarkan kita, akan tetapi kebanyakan dari kita menggunakan itu semua untuk lebih memperkuat pendapat kita sendiri. Orang-orang seperti inilah yang masih tertidur dan belum sepenuhnya terbangun.

Kawan bangunlah, dengan menyadari bahwa kita hanya sementara di dunia ini. Raga kita hanyalah rumah untuk jiwa-jiwa kita yang pada akhirnya akan kita tinggalkan, untuk menuju kerumah yang lebih abadi.

No comments:

Post a Comment